KONSEP DASAR MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Istilah
manajemen sumber daya manusia menurut satu ahli dengan ahli yang lain sangatlah
bervariasi. Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan semua unsur yang menjadi kekuatan atau daya manusia
untuk dipergunakan memenuhi kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan.
Sejarah Manajemen
sumber daya manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari manajemen pada
umumnya. Di Indonesia masalah sumber daya manusia baru mulai diperhatikan lebih
serius pada tahun 1970-an. Hal ini dibuktikan dengan munculnya Undang-undang
tentang tenaga kerja, peraturan upah minum, kesejahteraan pegawai dan
sebagainya.
Dalam setiap kegiatan atau aktivitas
organisasi dari waktu ke waktu selalu timbul masalah–masalah. Untuk mengatasi
masalah–masalah yang timbul ada beberapa pendekatan sesuai dengan periodenya.
Ada
tiga pendekatan dalam menangani masalah sumber daya manusia, antara lain:
(1)
Pendekatan
Mekanis.
Dalam pendekatan
mekanis, apabila ada permasalahan yang berhubungan dengan tenaga kerja, maka
unsur manusia dalam organisasi disamakan dengan faktor produksi lain, sehingga
pimpinan perusahaan cenderung menekan pekerja dengan upah yang minim sehingga
biaya produksi rendah. Pandangan pendekatan ini menunjukkan sikap bahwa tenaga
kerja harus di kelompokkan sebagai modal yang merupakan faktor produksi. Dengan
hal ini maka di usahakan untuk memperoleh tenaga kerja yang murah namun bisa di
manfaatkan semaksimal mungkin dan memperoleh hasil yang lebih besar untuk kepentingan
pemberi kerja.
(2)
Pendekatan
Paternalisme, dan
Pendekatan
Paternalisme merupakan suatu konsep yang menganggap manajemen
sebagai pelindung terhadap karyawan, berbagai usaha telah dilakukan oleh
pimpinan perusahaan supaya para pekerja tidak mencari bantuan dari pihak lain.
(3)
Pendekatan Sistem
Sosial.
Pendekatan Sistem
Sosial memandang Manajemen Sumber Daya Manusia atau personalia merupakan
proses yang kompleks. Dengan kekomplekan kegiatan manajemen Sumber Daya
Manusia, maka pimpinan perusahaan mulai mengarah pada pendekatan yang lain
yaitu pendidikan sistem sosial yang merupakan suatu pendekatan yang dalam
pemecahan masalah selalu memperhitungkan faktor-faktor lingkungan. Setiap ada
permasalahan, maka diusahakan dipecahkan dengan sebaik mungkin dengan resiko
yang paling kecil, baik bagi pihak tenaga kerja maupun pemberi kerja.
Dalam prakteknya fungsi operasional
Manajemen sumber daya manusia meliputi:
(a) perencanaan tenaga kerja, yaitu upaya untuk merencanakan jumlah
dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang dibutuhkan guna
mencapai tujuan organisasi ini. Fungsi ini mulai analisis pekerjaan, rekrutmen,
penempatan sampai pada orientasi pekerjaan.
(b) pengembangan tenaga kerja, yaitu suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan–peningkatan kualitas tenaga kerja sehingga dapat mengurangi
ketergantungan organisasi untuk menarik karyawan baru.
(c) penilaian prestasi kerja, yaitu salah satu aspek yang penting dalam
pengelolaan sumber daya manusia. Dengan adanya penilaian prestasi kerja, maka
dapat diketahui karyawan yang mempunyai prestasi kerja yang baik maupun yang
kurang. Hal ini akan berdampak pada pemberian kompensasi.
(d)
Pemberian kompensasi, dimana fungsi
pemberian kompensasi meliputi kegiatan pemberian balas jasa kepada para
karyawan. Kegiatan disini meliputi penentuan sistem kompensasi yang mampu
mendorong prestasi karyawan, dan juga menentukan besarnya kompensasi yang akan
diterima oleh masing–masing pekerja secara adil.
(e) Pemeliharaan tenaga kerja ada pelaksanaan aspek ekonomis dan non
ekonomis yang diharapkan dapat memberikan ketenangan kerja dan konsentrasi
penuh bagi pekerja guna menghasilkan prestasi kerja yang di harapkan oleh
organisasi. Aspek ekonomis berhubungan dengan pemberian kompensasi yang berupa
gaji dan bonus yang sebanding dengan hasil kerjanya. Aspek non ekonomis
berupa adanya jaminan kesehatan, kesejahteraan dan keamanan serta
kenyamanan dalam bekerja.
Sumber Daya
Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta
tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan
manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi,
manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi.
Selanjutnya, MSDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenanya, MSDM juga
menjadi bagian dari Ilmu Manajemen (Management Science)yang mengacu kepada
fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan,
pengorganisasian,staffing, memimpin dan mengendalikan.
Peran
strategis SDM dalam organisasi bisnis dapat dielaborasi dari segi teori sumber
daya, di mana fungsi perusahaan adalah mengerahkan seluruh sumber daya atau
kemampuan internal untuk menghadapi kepentingan pasar sebagai faktor eksternal
utama. Sumber daya sebagaimana disebutkan di atas, adalah SDM strategis yang
memberikan nilai tambah (added value) sebagai tolok ukur keberhasilan
bisnis. Kemampuan SDM ini merupakan competitive advantage dari
perusahaan. Dengan demikian, dari segi sumber daya, strategi bisnis adalah
mendapatkan added value yang maksimum yang dapat
mengoptimalkan competitive advantage.Adanya SDM expertise: manajer
strategis (strategic managers) dan SDM yang handal yang menyumbang
dalam menghasilkan added value tersebut merupakan value added perusahaan. Value
added adalah SDM strategis yang menjadi bagian dari human
capital perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar